25 Oktober 2008

Membuta

Selalu bingung untuk menentukan kata pertama ketika menulis. hehe..
Kali ini gw mau ngebahas betapa bergunanya membaca lagi. Kalo ga salah sih dulu gw juga udah pernah menulis tentang ini. Tapi kali ini lebih mau gw bahas tentang betapa butanya gw tanpa membaca.
Biasanya dulu gw selalu menyempatkan waktu untuk membaca koran tiap harinya. Di situlah sumber masukan berita dan dari situlah juga gw melihat dunia. Dari berita perkembangan politik dalam negeri, hukum, pendidikan, sampai ke jadwal bioskop keg ataupun banyak promo diskon di brand-brand tertentu. Itu semua dapat didapatkan hanya dalam satu bundel koran. Mantap kan?
Ya walaupun gw juga ga sempet membaca tiap halamannya dengan saksama, tapi selalu gw terhenti untuk membaca halaman depan. Dengan anggapan apa yang diletakkan di awal halaman merupakan suatu berita penting yang patut diketahui. Tapi kadang tuh gw suka males kalo baca halaman paling depan karena suka bersambung ke halaman paling belakang dari koran tersebut. Kadang tuh kalo udah nyambung gitu, kan membutuhkan waktu untuk membuka ke halaman belakangnya, kadang gw suka udah lupa apa berita yang di depannya. hehe..
Oyah, sebelumnya pengen bilang kalo koran yang biasa gw baca itu adalah harian KOMPAS.
Kemudian gw beralih ke beberapa halaman di belakangnya untuk membaca bagian politik dan hukum. Berlanjut ke bagian opini. Yah, ga bisa dipungkiri kalo gw selalu melihat nama dari penulis opini tersebut dahulu baru gw membaca isinya. Kalo penulisnya adalah orang yang saya anggap "ternama" barulah saya mau baca. Dan pastinya pada halaman itu yang pasti saya baca adalah bagian di sebelah kanan bawah, yakni mang usil. Tak jarang ia membuat saya tertawa sinis dan langsung dengan mudahnya menangkap berita yang sebenarnya terjadi. Jadi mendapatkan sebuah berita itu ga cuma dengan rangkaian kata-kata formal, bisa juga kata sindiran seperti itu. Malah kata sindiran seperti itu lebih banyak menyiratkan makna dari berita sesungguhnya dibanding dengan laporan berita yang telah dipoles dengan kata-kata baku.
Gw ga gitu tertarik dengan berita di luar negeri, karena menurut gw untuk di dalam negeri saja sudah begitu banyak berita yang perlu diperhatikan. Ketika kita tidak mampu untuk mengatasi masalah di dalam negeri, hendaknya janganlah kita beranjak ke luar negeri. Di dalam negeri saja masih banyak yang membutuhkan perhatian kita.
Bagian menarik selanjutnya adalah pendidikan. Sangat prihatin dengan pendidikan kita sekarang ini. Dari masalah dana, pengajar, kurikulum, sarana dan prasarana pendukung, dan banyak sekali permasalahan yang tumbuh dalam dunia pendidikan. Jauh dari tujuan mulia dari pendidikan itu sendiri.
Bagian yang tak lekang saya baca adalah bahasa ataupun politik yang tidak selalu ada setiap harinya. Untuk politik ada di hari Senin dan untuk kolom bahasa ada hari Jumat. Terakhir dari bagian koran yang pertama ini adalah bagian sosok. Seperti yang pernah gw bahas cita-cita gw adalah muncul di situ. hehe..
Bagian koran lainnya adalah mengenai ekonomi. Tepatnya bisnis dan keuangan. Ya, inilah bagian yang pasti gw lewatin. Sangat tidak tertarik mengenai ini. Hehe..
Biasanya sih udah selesai baca korannya. haha..
Awal mula gw membiasakan diri untuk membaca koran karena gw memasuki ekstrakurikuler debat di SMA. Ekstrakurikuler ini menuntut kita untuk memiliki wawasan yang luas walaupun hanya di jenjang seperti ini tapi harus ngerti semua. Dan buat kita-kita semua ini udah tertanam untuk mencari informasi ampe ke pakarnya. hehe.. Apalagi kalo udah mau lomba, semua guru dari berbagai mata pelajaran bisa kita wawancarain tuh. Hehe.. Dari situ berasa banget ternyata banyak banget hal yang ga gw ketahuin. Butuh banget pengetahuan. Seakan gw haus sekali akan wawasan dan berita atau apapun juga deh namanya.
O iya ngomong-ngomong nama, gw juga punya sesuatu yang menarik. Dalam bahasa inggris, berita itu NEWS. Gw baru tau kalo itu singkatan dari mata angin, yakni
North
East
West
South
Jadi dari semua penjuru dunia, itulah namanya berita.

Keadaan sekarang, gw udah ga sempet baca koran. Jadi sedih. Berasa banget jadi buta akan dunia luar. Sekarang kalo sempet nyalain televisi pun, pasti gw nontonnya berita. Gw berasa bego ga tau informasi-informasi tentang dunia lagi.

Gw juga sangat takut kemampuan gw dalam menulis menurun karena tidak adanya masukan contoh-contoh kalimat yang indah lagi. Padahal di situlah kemampuan gw. Menulis. Kembali ass dos gw bilang kalo gw baik dalam membuat deskripsi. Tapi sayangnya ga cuma itu bahasa seorang arsitek. Arsitek sangat butuh kemampuan menggambar. Justru itulah bahasa arsitek. Huvh. Mudah-mudahan gw juga mampu mengasahnya sambil mempertahankan kemampuan menulis gw.

10 Oktober 2008

Kagum

Ya, itu kata-kata yang ga akan pernah boleh lepas dari kehidupan sehari-hari gw. Kagum. Kata itulah yang membuat gw tertarik akan suatu hal, memiliki rasa ingin tahu lebih dalam lagi, dan mempelajarinya untuk mengerti. Akan gw coba untuk satu hal ini. Tapi udah dicoba hampir berbulan-bulan. Sepertinya ga ketemu-ketemu jawabannya. Hingga sampailah pada suatu titik balik, ketika gw udah mengetahui kunciannya, malah berbalik jadi orang yang sok tahu dan ga mau lagi mengagumi hal tersebut. Ya kan? Lebih baik menjadi orang yang selalu INGIN tahu bukan SOK tahu. Sebab dari rasa ingin tahu itulah yang membuat kita ingin mempelajarinya. Kalo udah tau, buat apa belajarin lagi.
Ini masalah kekaguman terhadap orang-orang yang berhati besar.
Tiap harinya gw ke kampus bolak-balik naek busway, hmmm.. Di sinilah kekaguman itu selalu terjadi. Ternyata masih banyak juga kaum pria yang berlapang hati untuk memberikan tempat duduknya bagi kaum wanita. Ga nyangka kalo masih ada orang-orang yang begitu baik. Padahal kalo mau dipikir ya, kita sama-sama manusia yang mungkin aja kondisi si pria ini lebih capek dan lelah daripada si cewe. Tapi mereka tetep mau memberikan tempat duduknya buat kaum cewe. Hmmmm, cumannya ga semua orang juga kaya begitu. Inilah jeleknya gw. Kadang gw suka menggerutu di dalam hati ketika ada orang-orang yang ga mau memberikan tempat duduknya ke orang yang lebih membutuhkan. Bukan gw juga maksudnya, tapi kay ibu-ibu tua gitu..
Yah, nyadar juga sih betapa susahnya mengangkat tubuh kita yang telah terbuai di bangku tersebut. Ternyata ga gampang.
Gw pun masih mau belajar untuk mengerti dan berusaha meniru untuk memberikan tempat duduk buat orang yang membutuhkan. Dan juga mau mengerti untuk orang-orang yang tetap mempertahankan tempat duduknya, dengan pikiran, mungkin sangat sangat cape.
Dan akan selalu memberi kekaguman bagi orang yang mau memberikan atau mengalah bagi orang yang dirasa lebih membutuhkan..
Mereka juga lah yang sering memberi inspirasi gw untuk terus berbuat seperti mereka. Mereka juga lah yang membuat senyum di dalam hati walaupun terasa lelah seharian. Karena ternyata masih ada kasih di dalam lingkup ruang yang kecil, bila ada satu di antara yang kecil ini, digabung jadi suatu kasih yang besar bagi dunia.

02 Oktober 2008

Maaf

Sehubungan dengan hari raya Idul Fitri, di mana biasanya orang-orang bermaaf-maafan, maka muncullah baliho di bunderan kelapa gading dari salah satu merk rokok terkenal. Iklan-iklan rokok ini memang terkenal mengkritik apa yang biasa terjadi di masyarakat kita. Gw pun sangat suka dengan kalimat-kalimat yang dilontarkannya. Secara spontan tertawa meledek akan pesan yang ingin disampaikan melalui iklan tersebut. Kayanya tuh beneran terjadi banget, dan itu sebuah realita yang kadang udah membudaya di masyarakat kita.
Iklan yang kali ini berbunyi, "Karena maaf jadi gampang, jadi gampang bikin salah" dilanjutkan di bawahnya dengan pilihan,
( ) Gampang maafin
( ) Gampang bikin salah
Pilihan yan bisa kita pilih dengan mengunjungi website yang tertera di bagian bawahnya lagi. Sedangkan di bagian tengahnya terdapat semacam pemain sirkus yang bisa berdiri di atas sepeda satu roda sambil memainkan huruf yang membentuk kata maaf. Ironisnya, di bawah si pemain sirkus itu terdapat huruf-huruf juga yang menyusun banyak kata salah.
Ya, itu lah realita yang ada. Sangat kagum dengan kalimat-kalimat yang dilontarkan oleh iklan rokok ini. Terkadang menyindir apa yang menjadi wajah dari kita.
Bukannya ingin mendukung penggunaan merk rokok ini, tapi iklan-iklan dari rokok ini sangat menginspirasi saya untuk merefleksikan diri. Dan bagian yang terpenting itu adalah bagian di paling bawah atau paling akhir dari setiap iklan rokok, yakni penyebab yang dapat diakibatkannya.
yah, semoga tiap kata maaf dapat terucap bukan sembarangan.