20 Desember 2013

Akhir yang Bahagia

Belakangan ini gw lagi suka banget sama salah satu film serial Once Upon A Time. Pertama nonton berasa bagus sih, cuma ya udah gitu aja. Terus gw diskusi sama Tania, gw bilang itu film tentang dongeng Putri Salju yang dibuat jadi nyata. Tania bilang itu film tentang Red Riding Hood. Nahloh, jadi bingung kan. Tapi pada saat itu gw gak gitu penasaran buat mencari tahu sebenernya film apaan itu.



Sampailah ada lagi serial marathon nya di TV. Ternyata ini memang kisah tentang kumpulan dongeng yang ternyata GILA BANGET! Penulis ceritanya sih superb banget. Dengan ide gilanya, dia bisa membuat semua tokoh dongeng itu saling berhubungan entah gimana caranya. Alur ceritanya juga maju mundur. Makanya begitu kelewat satu episode, langsung bego. Haha.

Ada satu hal perkataan si Putri Salju yang bagus di film ini. "Dongeng itu mengingatkan kita bahwa pasti ada akhir yang bahagia!"

Terus gw keinget sama sebuah kalimat bijak yang kurang lebih berbunyi
If it is not HAPPY, then it is not ENDING

12 Desember 2013

Ojek Payung PRIBADI

Hari ini merupakan kali kedua gw menggunakan jasa ojek payung. Pertama kali waktu SMA dulu, waktu gw dan Tania mau ke pelataran parkir di Mall Kelapa Gading. Kali kedua ini juga sama halnya, waktu gw mau keluar gedung dan menuju pelataran parkir.

Hujannya cukup lebat dan berangin. Biasanya gw paling gak peduli sama hal-hal kaya gituan, tapi kali ini kayanya hujannya gak bersahabat, ditambah jarak tempuh yang cukup bisa membuat basah kuyup. Maka, gw putuskan menyewa ojek payung.

Si anak kecil penyedia jasa ojek payung ini matanya berbinar waktu melihat gw memulai melakukan kontak mata dengan dia. Secara, lokasi dia di seberang lobby gedung, makanya gw juga bingung gimana manggil dia. Untungnya dia bisa dikontak lewat mata. Hehe.

Kalo waktu pertama ngojek payung berdua, kami fokus membagi sebuah payung berdua agar diri kami masing-masing terlindungi. Kali ini gw cuma sendiri. Terjadilah sesuatu yang aneh ketika si anak kecil ini "menyerahkan" payungnya ke gw. Gw kaya bingung waktu mau ngambil payung yang mungkin salah satu harta paling berharga buat dia pada saat tersebut. Gw kira dia bakal ikut mendampingi gw, megangin payungnya itu. Gw pun udah siap berbagi satu payung berdua dengan si anak itu. Eh, tapi ternyata dia membiarkan gw megang payung itu sendiri. Sedangkan dia dengan mengendap-endap mengikuti gw dari belakang.

Sampai di tengah perjalanan, gw musti naik tangga dan di depannya ada kaca gedung yang bisa merefleksikan bayangan di depannya. Pas gw naik, diam-diam gw melihat si anak ojek payung dari refleksi kaca gedung tersebut. Dia mengikuti gw dari belakang dengan jarak kurang lebih 1,5 meter, dengan sambil  memeras bajunya. Memang pada saat itu hujan telah berlangsung selama setengah jam. Mungkin dia sudah berkali-kali bolak-balik mengantarkan para pengguna jasa ojek payung ke tempat tujuan mereka.

Waktu sampai di tujuan, gw memberikan sejumlah uang untuk jasa ojek payungnya, dan mengembalikan payung ke tangannya. Gak lupa juga ucapan terima kasih dan senyuman getir tapi datang dari hati. Haha.

Dari si anak kecil penyedia jasa ojek payung ini gw belajar bahwa masing-masing kita pasti punya ojek payung pribadi yang bakal dengan rela hati memberikan "payung" harta berharganya demi melindungi kita, dan dengan diam-diam setia mendampingi kita dari belakang, serta rela berkorban bermandikan hujan demi kita. Tapi bedanya kalo ojek payung mengharapkan imbalan atas jasa ojek payung yang telah diberikan, sedangkan ojek payung pribadi ini cukup mendapatkan imbalan dengan keselamatan dan kehangatan yang dapat kita rasakan.

Salah satu ojek payung pribadi yang mungkin gak pernah kita sadari adalah orangtua kita sendiri. Mereka pasti dengan rela hati menyerahkan segala sesuatu yang berharga dari mereka, rela mengorbankan diri mereka yang kehujanan, tetapi tetap mau mendampingi kita kapanpun juga.

11 Desember 2013

Berkompetisi dan Bertahan

Beberapa hari belakangan ini gw jadi takut dan bingung. Entah apa yang gw kejar dalam hidup ini.
I am an OVERTHINKING person. But, I got NOTHING in my thought.

Setelah gw berbagi cerita dengan teman gw, dia memberikan pidato dari seorang lulusan di Amerika sana. Dan mirip dengan gw memang. Di pidato itu dia menyatakan protes terhadap sistem pendidikan di Amerika.
Berikut cuplikan pidatonya yang menurut gw sangat menginspirasi

 There is a story of a young, but earnest Zen student who approached his teacher, and asked the Master, "If I work very hard and diligently, how long will it take for me to find Zen? The Master thought about this, then replied, "Ten years." 
The student then said, "But what if I work very, very hard and really apply myself to learn fast - How long then?" Replied the Master, "Well, twenty years." "But, if Ireally, really work at it, how long then?" asked the student. "Thirty years," replied the Master. "But, I do not understand," said the disappointed student. "At each time that I say I will work harder, you say it will take me longer. Why do you say that?" 
Replied the Master, "When you have one eye on the goal, you only have one eye on the path."
 Waktu salah satu mata lu tertuju ke tujuan akhir, maka lu cuma tinggal punya satu mata untuk melihat jalan yang harus dilalui ke sana.

But I contest that I am a human being, a thinker, an adventurer – not a worker. A worker is someone who is trapped within repetition – a slave of the system set up before him. But now, I have successfully shown that I was the best slave. I did what I was told to the extreme.
 When I leave educational institutionalism, will I be successful or forever lost? I have no clue about what I want to do with my life; I have no interests because I saw every subject of study as work, and I excelled at every subject just for the purpose of excelling, not learning. And quite frankly, now I'm scared.

Cewe ini begitu pinter, dan dia berhasil lulus dengan nilai yang bagus. Tapi sekarang dia sadar bahwa dia cuma sekedar budak. Dia melihat semua pelajaran itu bukan sebuah pembelajaran tapi sebuah pencapaian. Dan sekarang ketika pencapaian dia udah "habis" atau "selesai", dia menjadi takut. Karena dia gak tau apa yang harus dikerjain lagi.

Mungkin sekarang saatnya gw belajar gak cuma berkompetisi tapi juga harus bisa bertahan di dalam hidup ini.
TO  BE A PERSON I WANT TO BE, not FORCED TO BE.


Here I Stand
Erica Goldson

June 25, 2010

18 November 2013

Euh!

Gw gak suka anak kecil. Apalagi anak bayi yang masih benyek-benyek gitu. For me, they are so fragile. Badannya masih lembek, kepalanya apalagi. Hiii.. Ketika temen-temen gw pada suka sama anak kecil, mau bermain dengan mereka. Gw justru ogah. Gw cukup liatin mereka dari kejauhan. Belom lagi kalo mereka ileran, ingusan, nangisan, dan kencing. 

Sebenernya gw kira gw biasa aja. Maksudnya, gw emang gak suka anak kecil, tapi ya udah normal-normal aja. Lagian kan itu anak orang, kalo kenapa-kenapa di tangan gw kan horor jadinya. Sampailah pada kejadian ketika gw berkunjung ke rumah sodara gw di Bandung. 

Mereka punya anak berusia 1 tahun. Bokap gw dengan senang hati menggendong-gendong. Gw lagi duduk di ruang tamu. Bokap gw lagi bediri di samping gw, terus tiba-tiba aje bokap gw mau melepaskan gendongannya dan dikasih ke gw. 

Dengan spontan dan reaktifnya gw langsung, "Gak gak gak gak! Aku gak mau gendong!" Panik banget pas mau dikasih gitu ke gw. Gw gak mau dan gak kepengen ngegendong mereka. Sebenernya bukan karena ileran, ingusan, nangisan, dan kencingan itu. Tapi lebih karena mereka benyek-benyek itu loh. Gw gak tau cara gendong yang bener. Hiii..

Gw jadi inget Robin dari serial TV How I Met Your Mother, di season 8 episode 16. Dia gak pernah mau gendong Marvin, anaknya Lily. 

Robin lebih milih numpahin minuman ke bajunya biar gak bisa gendong Marvin!


Robin menenangkan Marvin dengan cara menggoyang-goyangkan stroller nya Marvin! Haha
Such a Great Idea!


Robin SIOK pas tau Marvin di tangan dia! Yang secara tiba-tiba Lily taro begitu aja.
Kayanya gw musti "dijejelin" kaya gitu juga deh.

17 November 2013

Puncak dan Kaki Gunung

Kotbah tadi Kebaktian Pemuda-Remaja, judulnya Through It All. Sebagian kecil isi kotbahnya yang gw inget adalah, seorang lalala, namanya Paul Stoltz menyatakan ada kemampuan manusia lainnya selain IQ, EQ, dan SQ. Namanya AQ, Adversity Quotent. Menurut pengkotbahnya, itu artinya kemampuan untuk berjuang / bertahan hidup.

Dalam kemampuan AQ itu ada 3 tipe. Digambarkan kondisinya sedang mendaki gunung.
Tipe pertama : Quitter
Mereka adalah yang menyerah sebelum mulai mendaki. Mulai dari baca bahwa 3.000 meter tingginya, udah ogah duluan. Mundur teratur.
Tipe kedua: Camper
Mereka adalah yang mendaki sampai pos pertama atau kedua. Setelah itu memutuskan untuk berdiam di tempat dan cukup puas dengan menikmati puncak gunung dari tempat mereka berada.

Tipe ketiga: Climber
Mereka adalah yang mendaki sampai puncak gunung. Waktu udah sampe di puncak gunung, mereka tidak puas sampai di situ saja, melainkan mereka berpikir, " Gunung mana lagi yang harus kudaki?"

Kalo tadi bahas soal mencapai puncak gunung,
Sekarang gw mau bahas soal turun gunung.

Beberapa minggu yang lalu gw baru mulai baca salah satunya buku C.S. Lewis. Buku kristiani gitu, bukan tipe gw banget. Tapi penasaran aja sih, karena temen gw bilang itu salah satu pengarang yang bagus. Judul bukunya "Four Kind of  Love" (kalo gak salah, haha). Gw baru baca sampe bab kedua. Di situ membahas tentang kasih.

Salah satu analoginya adalah, waktu lu mau pulang kampung. Kampungnya ada di kaki gunung. Cara mencapai ke sana, lu harus mendaki gunungnya, baru turun ke desa lu itu.

Kondisinya ketika lu mencapai puncak gunung itu, lu bisa terdiam di sana, lu bisa liat SELURUH desa lu.
Lu sedang berada di titik yang terdekat dengan desa lu. Tapi lu gak berada di situ.

Lu hanya dapat menikmati dia secara visual, tidak dengan fisik lu. Tetep aja lu belom mencapai desa lu.

Intinya yang gw tanggep dari pelajaran naik dan turun gunung itu adalah
kita gak boleh sampai pada titik puas secara visual kaya tipe camper. Atau hanya puas memandangi desa dari puncak gunung kaya perumpamaannya C.S. Lewis.
Kita harus mencapai tujuan kita secara fisik, mental, dan visual.

Tapi sayangnya gw orang visual! hahaha. Emang masih banyak yang harus diubah lewat pembelajaran.
In the end, I think : Life is all about learning and acting!

SATU banding 99

Mungkin gw orang dengan pikiran ternegatif yang pernah ada di dunia. :(

Salah satu orang terdekat gw dulu, sempet menyatakan itu. Gw orang yang memfokuskan penglihatan dan pikiran gw pada 1% kemungkinan terburuk, dibanding melihat 99% sisanya yang adalah kemungkinan terbaik yang akan terjadi. Karena 1% tersebut, yang cuma satu persen, gw lupa untuk melihat 99 sisanya yang adalah kemungkinan yang baik.

Gw punya penjelasan untuk pemikiran itu. Gw lebih suka mempersiapkan hal terburuk yang terjadi, dibanding memiliki harapan yang tinggi untuk sesuatu yang baik. Karena menurut gw 1% itu bisa merusak si 99%. Ingat peribahasa "Karena nila setitik, rusak susu sebelanga" ? 

Jangan sampe ada setitik nila itu menetes di susu. Gw terlalu memikirkan cara untuk menghilangkan si 1% tersebut. Sampe gw lupa, sebenernya gw masih punya 99%. Tapi buat gw, semua itu harus 100%. Kalo si 1% bisa berubah jadi 99%, maka gw baru mau melihat dia sebagai 100%.

Terlihat naif memang. Karena gak ada yang mutlak, gak ada yang absolut di duni ini. Pasti ada yang cacat. Sama kaya peribahasa "Tak ada gading yang tak retak" 

Tapi tetep susah buat gw untuk gak melihat 1% itu. Kadang dia menjadi alasan-alasan gw untuk gak bertindak di 99% sisanya. Dia menjadi penghalang buat gw.

In the end, kayanya gw tau lanjutan dari pos ini tuh apa. Haha.
Let see the next post, peeps!

15 November 2013

Mengenang, Dikenang, dan Terkenang

Tahu perbedaan di antara ketiganya?

Gw orang yang suka mengenang masa lalu. Gw suka membaca catatan harian gw dulu zaman SMP-SMA. Emang kaya ababil geli-geli gitu tulisannya. Haha. Tapi, waktu membaca ulang itu, seakan gw "HIDUP LAGI" di masa tersebut. Gak dipungkiri, masa-masa itu indah. Mungkin sepuluh tahun yang akan datang, gw juga bakal baca lagi blog ini, dan hidup lagi di saat ini. As I wish!

Dikenang. Hmm. Kata yang pasif. Yang membuat gw bertanya: gw dikenang oleh siapa? Apa yang dikenang oleh mereka tentang gw? Kenapa gw musti dikenang? Gw bukan pahlawan yang punya ataupun gak punya tanda jasa. Buat dapetin gelar pahlawan aja musti ditinjau dulu jasa-jasanya. Ya, gw cuma bisa berharap dikenang sebagai gw, entah dari sudut pandang siapa. Asal jangan dikenang sebagai seorang yang menurut kata orang lain.

Terkenang. Ini yang paling sulit. Trauma mungkin yang mirip dengan ini? Sesuatu yang gak mau dikenang, tetapi selalu datang dan memiliki waktu untuk mengenangnya. Dia memiliki kedua kata sebelumnya. Such a powerful word!

Buat gw, mengenang tetap paling menyenangkan.
Dikenang itu masalah orang lain.
Terkenang itu masalah buat gw dan orang lain! Haha

ohya, jadi inget salah satu tweet  gw:


Menghapus semua jejak memang tidak mungkin. 
Tetapi untuk tidak melihatnya lagi, itu pilihan.

13 November 2013

Esai Pertama - Ketabahan Milik Wanita ?

Percaya gak percaya, ini esai pertama yang gw tulis. Yang adalah 5 tahun lalu. Tugas sekolah emang. Hahaha. Gw baru baca lagi, gara-gara lagi menggunakan PC yang menyimpan data-data lama. Dan, satu hal yang muncul di pikiran gw setelah membaca 1  paragraf pertama adalah "how thoughtful i am in that year?"

Waktu masih jadi ababil zaman SMA, ternyata gw bisa nulis kaya gitu. *Kayanya sih tuntutan supaya dapet nilai bagus* hahaha

Coba langsung dicekcok!



Ketabahan Milik Wanita?

Menurut anda, manakah yang lebih berani? Orang yang berani mati ataukah orang yang berani hidup? Orang yang berani mati ialah orang yang mempertaruhkan dan memberikan nyawanya sendiri demi suatu kepentingan. Kepentingan di sini dapat diartikan secara terpaksa maupun murni sebuah pengorbanan. Contohnya para pejuang yang rela berkorban untuk mendapatkan kemerdekaan negeri kita ini. Ataupun seorang ibu yang rela meninggal demi keselamatan anak yang dilahirkannya. Sedangkan orang yang berani hidup ialah orang yang mempertahankan nyawanya sendiri demi suatu kepentingan. Kepentingan di sini dapat diartikan sebagai sebuah egoisme manusia itu sendiri yang kita ketahui sekarang zamannya saling menggigit satu sama lain, maupun kepentingan untuk menunaikan amanat awal dari Sang Pencipta dirinya.
Menurut saya, orang yang berani hidup yang layak dikatakan lebih pemberani. Di tengah maraknya kasus bunuh diri disebabkam terhimpit masalah ekonomi sampai pasangan yang selingkuh, di sinilah manusia diuji ketabahannya. Orang yang berani hidup berarti ia mampu bertahan dalam pencobaan dalam setiap jengkal kehidupannya. Orang yang tegar berdiri sampai tiba saatnya ia dipanggil sendiri oleh Sang Kuasa. Bukanlah seperti orang yang berani mati, yang mati bukan karena panggilan Sang Kuasa, melainkan atas kehendak manusia. Pada saat ini, orang yang berani mati sangatlah jarang kita temukan dengan motivasi pengorbanan. Tidak ada lagi yang perlu dibanggakan dari sebuah keberanian menghadapi kematian. Mereka sendiri yang memilih untuk mengakhiri hidupnya karena sudah tidak mampu bertahan dalam dunia ini. Jadi, menurut saya, orang yang berani mati sama dengan orang yang takut hidup.

............................. (pembahasan buku Sintren)...........................

Pada awalnya saya bingung antara kesabaran dan ketabahan. Apakah setiap orang yang sabar ialah orang yang tabah? Atau orang yang tabah merupakan orang yang sabar? Orang yang sabar belum tentu orang yang tabah, tetapi orang yang tabah pastilah orang yang sabar. Orang yang tabah diberi kesabaran lebih untuk menjalani kehidupan yang telah ditakdirkan untuknya. Saya sangat kagum terhadap orang yang tabah menjalani kehidupannya. Saya juga percaya orang yang paling tabah dalam dunia ialah seorang wanita. Bukan berarti membuat kaum saya menjadi lebih superior daripada kaum pria. Pada kenyataannya, wanita memang diberi ketabahan yang lebih dibandingkan para pria.


 

11 November 2013

Tokoh Imajiner

Setelah bercakap-cakap kecil lewat BBM bersama salah satu sahabat gw, dengan gilanya gw menemukan sebuah teori. Teori kenapa kadang kita lebih suka hidup dalam mimpi.

Sesuatu yang udah ketauan jalannya, gak seru lagi.
Lebih enak berimajinasi untuk sesuatu yang gak mungkin.

Gw bukannya orang yang gak punya perencanaan. I do love PLAN! Gw sangat suka bagian merencanakan, gw suka semua yang teratur. Semua rencana yang gw buat atau yang gw ketahui, pasti gw jalankan dengan sebaik-baiknya. Gw orang yang stick to the plan. Kadang gw gak bisa, gak suka, dan gak mau melakukan perubahan atas rencana yang sudah dirancang sedemikian rupa.

Tapi dari percakapan gak penting barusan, gw sadar kalau semua yang udah direncanakan itu udah gak seru lagi, karena gw udah tau akhirnya seperti apa. Well done! pastinya.

Sedangkan untuk bagian lain dalam hidup ini, ada kalanya gw pengen menjadi seorang imajiner untuk ada di dalam kehidupan orang lain. Menyenangkan memang menjalaninya. Cuma gw tau, itu hanya imajnasi semata, gak mungkin dicapai. It is still and always UNREAL! :')

10 November 2013

Selimut

Sudah dua malam berturut-turut, gw mendapatkan perlakuan sederhana namun begitu berarti buat gw. Sebenernya gak dua malam sih. Satu malam dan satu sore dalam dua hari terakhir ini. Gw paling suka tidur tanpa selimutan. Karena masih panas biasanya waktu AC-nya dinyalain. Dan biasanya gw ketiduran kalo udah dingin, lupa tarik selimut. Kadang suka bangun karena saking kedinginanya. haha..

Perlakuan sederhana yang begitu berarti buat gw adalah DISELIMUTIN. Itu sweet banget buat gw. :3

Karena emak gw tidur pasti paling pertama, sedangkan bapak gw gak pernah ke kamar anak-anaknya lagi kalo mau tidur. Sisanya tersangka utama adalah para koko yang galak seperti burung jalak namun unyu kaya penyu.

Malem lalu, gw diselimutin sama si kurus pake selimut piyo-piyo kepunyaan gw di kamar gw.
Sore tadi, gw diselimutin sama si nyonyo pake selimut tweety kepunyaan dia di kamar dia.

Sweet banget ya mereka. I cannot trade everything else for them!

Jadi, sebutlah gw si pengidap brother complex ! Jangan main-main jika mau berurusan dengan mereka,  Lewatin gw dulu, baru bisa "berbagi" mereka dengan gw. Hahaha..

22 Agustus 2013

Tuhan itu Lucu

Dua malam yang lalu, gw mengalami kejadian yang membuat saya berpikir bahwa Tuhan itu lucu, dan Dia bisa bicara melalui media apa saja, bahkan melalui hal-hal sepele yang kita biasa lakukan.

Dimulai dari beberapa minggu lalu, gw mulai 'main' Pinterest . Jadi itu website yang isinya gambar-gambar dengan sedikit penjelasan di bawahnya. Gambar-gambar yang disediakan banyak kategorinya, dari rumah-fashion-desain-olahraga-selebriti-rambut, dan masih banyak lagi. 'Main'nya itu sendiri dengan nge-'pin', kalo kaya di facebook tuh kaya ngelike gitu, tapi nantinya jadi masuk ke album yang kita sukain. Gw sendiri suka dengan Pinterest ini karena bisa nyari ide-ide dan inspirasi untuk desain.

Di board gw sendiri, gw kategoriin  yang kebanyakan mengenai arsitektur dan interior desain. Sampailah, gw coba-coba buka yang kategori word . Kebanyakan kata-kata nya yang pasaran. Tapi gw sempet ngepin juga satu, dengan alasan kata-katanya bagus dan grafisnya menarik.

Berlalulah minggu-minggu berikutnya dengan HAPPY PINNING! yang kadang membuat gw menemukan hal-hal menarik, terutama dengan yang berwarna hijau mint.

Dan tibalah sampai 2 malam yang lalu, karena bosen ngeliatin interior mulu, gw coba buka kategori 'word' lagi. Dan gw ngepin gambar yang berisi kata-kata

Have you PRAYED about it as much as you have TALKED about it?
Setiap kali ngepin di board yang sama, akan keliatan isi board yang udah pernah dipin sebelumnya. Dan ternyata di board gw dengan kategori word itu baru cuma ada satu doank.

Tebak apa isinya?

Isinya adalah gambar dengan kata-kata yang sama dengan yang gw pin barusan.

PLAK!

Kayanya Tuhan lagi mau ngomong sama gw. Itu yang Tuhan ngomongin.

Apa lu udah berdoa tentang sesuatu sebanyak lu telah membicarakan hal tersebut?


 hasil pin tiga minggu lalu
hasil pin dua malam lalu
 

07 Agustus 2013

pacar itu: lawan dan kawan

Gw emang orang yang paling keras kepala di keluarga gw. Kalo udah maunya, tetep maunya, gak bisa diubah. Mau bumi gonjang-ganjing kaya apapun, kalo udah gw bilang nggak ya nggak. Gw besar di keluarga dengan dominasi ibu yang menjadi pengambil keputusan.

Bertemulah dengan si pacar, yang juga sama keras kepalanya kaya gw. "sama batunya" kalo kata orang. Dan dia besar di keluarga dengan dominasi ayah sebagai pengambil keputusan.

Kebayang kan gimana kalo kita lagi sama-sama keras kepala dan teguh pada pendirian masing-masing? Kaga ada yang mau ngalah.

Kalo kata orang, biasanya kita mencari pasangan yang mirip dengan ayah kita (kalo cewe), atau mirip dengan ibu kita (kalo cowo). Mencari sosok yang mirip dengan ortu lawan jenis kita.
Kalo kata gw, Itu BOHONG! hahaha

Kita manusia mencari pasangan yang sesuai dengan feeling kita.
Mencari pasangan yang sepadan untuk
dijadikan kawan ketika senada
dan juga
sepadan untuk dijadikan lawan ketika tak seirama


02 Juni 2013

Fase Hidup Tanpa Akhir

Bener-bener gak berasa banget udah ampir setahun saya bekerja. Ya, bekerja, melakukan sesuatu dan mendapatkan bayaran. Senang sih, capek juga tapi. Ketika bekerja, gak berasa waktu cepet banget berlalu. Gw berasa terkadang mental gw masih kaya anak sekolahan, yang selalu menanti-nanti jem pulang. Haha. Tapi di waktu yang sama, tahun lalu, gw masih berjuang menyelesaikan tugas akhir untuk menjadi sarjana.

Sekarang, gw udah kerja. Istilahnya udah selesai tahap kehidupan gw dari kecil sekolah di Taman Kanak-Kanak, lanjut ke Sekolah Dasar, ke jenjang berikutnya menjadi pelajar di Sekolah Menengah Pertama, dan menuai banyak pengalaman sebagai siswi Sekolah Menengah Atas, kemudian
memutuskan untuk menggeluti dunia Arsitektur. Lalu, apa selanjutnya?

Apa gw akan terus bekerja dan menggeluti dunia arsitek ini? Sampai kapan? Oke, ada juga rencana untuk menikah, punya anak, tua, dan mati? Terlalu cepat kayanya untuk rencana itu. Gw masih pengen berkarier. Tapi apa yang gw mau?

Dulu aja waktu awal kerja gw masih bingung apa bener gw jadi arsitek? Karena sempet dapet tawaran untuk menggeluti dunia menulis. Pada saat itu gw mikir, menulis itu passion gw. Sedangkan arsitektur itu bidang yang emang gw kagumi. Jadi ketika ada pekerjaan menulis arsitektur, itu perfecto men! Menjalani passion dengan mengupas sesuatu yang emang gw takjub akannya.

Gw ragu apa bener gw bisa bikin bangunan yang bagus. Tapi gw tetep jalanin sebagi arsitek. Dan untungnya gambar gw itu memang sudah sedang dalam tahap konstruksi untuk sebuah apartemen di bilangan Menteng sana. :)

Tapi balik lagi, sampe berapa banyak bangunan atau ruang yang mau gw ciptakan untuk manusia itu? Sampe sehebat apa? Manusia emang gak pernah puas. Itu paham gw. Tapi manuisa harus bisa merasa cukup. 

Efek Hari Terakhir

Gw gak ngerti gimana cara kerja-Nya Tuhan. Ketika gw berasa jadi anak bandel, eh taunya Dia selalu aja ngasih berkat. Berkat yang gw alamin kali ini adalah mendapat kantor baruuuuu! :')

Kantor baru ini berlokasi dekat dengan rumah. Sangat sangat amat menghemat waktu hingga 4/5 nya. Yang biasanya gw pulang dari kantor 2.5 jam, ini maksimal juga setengah jam. Secara otomatis, tentunya menghemat waktu, tenaga, dan ongkos juga.

Tapi yang sedih adalah meninggalkan kantor lama. Hiks. Semuanya terasa menghangatkan dan akrab secara tiba-tiba. Berasa banget efek yang Robin jelaskan kepada Marshall soal efek mau melakukan pengunduran diri itu. Huhu.

Sedih meninggalkan teman tetangga meja sebelah saya, si Indriani, yang rajin telat, tukang makan, jadi bandar snack sore, perutnya yang ada 2 kantong makan, tapi tetap kurus seperti tulang berjalan.

Sedih meninggalkan Dewi teman peperangan, yang selalu mengomentari pekerjaan orang-orang, dan tidak bisa dibedakan kapan dia berbohong kapan dia serius, tapi selalu berani berbicara ketika ia tahu kebenarannya.

Sedih meninggalkan Mbak Indri, yang hobinya bepergian mengelilingi pelosok Indonesia dan selalu membagikan cerita tentang betapa indahnya objek wisata yang ia kunjungi.

Sedih meninggalkan Pak Wal, yang nyambung keanehannya dengan gw, bapak yang gahul dan selalu menganggap dirinya masih muda meski anaknya sudah remaja.

Sedih meninggalkan Pak Anton, yang selalu ada di pagi hari dan menyapa dengan kepala botaknya sembari mengambil air dari dispenser.

Sedih meninggalkan Pak Roso yang bertempat tinggal di Jakarta coret (Bekasi) dan selalu menelepon Bu Roso setiap pagi. Doi ini orang pertama yang gw jumpai ketika masuk kantor.

Sedih meninggalkan Dian, Gita, Poetro, Bagus, Pikat, Indra, Mbak Nisa, Mbak V3, Pak Janny, Henny, Dmitry. Tak lupa OB kantor si Ipul dan Hendri yang suka ngepel di pagi hari, si Robert dan Marwan sopir para bos.

Tentunya sedih juga meninggalkan bos saya.


02 Februari 2013

Hulu, Hilir, dan Air

Hola! 

Postingan pertama di tahun 2013! :) 

Kali ini, gw akan berbicara mengenai hidup dan air. Manusia meng"ada"kan peradabannya pasti di sekitar aliran air. Sebagai catatan kecil, air itu mengalir dari mata air yang ada di pegunungan, hingga ke lautan. Dari hulu ke hilir. Air merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia, selain udara bersih. Manusia sangat membutuhkan air bersih untuk kelangsungan hidupnya. Keeratan hubungan manusia dan air bersih tidak dapat diragukan lagi.

Beranjak jauh dari sana, seringkali kita mendengar istilah "jalani saja hidup seperti air mengalir". Dulu, memang gw penganut dari istilah itu. Gw orang yang mengikuti peraturan, orang yang merupakan tipikal orang-orang "pada umumnya". 

Namun, ketika dipikir ulang lagi, seperti yang udah gw bilang di atas tadi, air mengalir dari hulu ke hilir. Di mana hulu adalah tempat yang tinggi, dan hilir adalah tempat yang rendah. Jadi, hidup gw akan mengalir ke tempat yang rendah?

Gak bisa gitu, men. 

Kita harus punya tarikan untuk meningkat ke atas. Tarikan itu apa hayo? Tarikan itu ya mimpi-mimpi lu. Mimpi-mimpi yang mau lu lakukan di dalam hidup lu ini. 

Sekarang, saatnya cari tau apa mimpi kita dan wujudnyatakan mimpi itu. 

Selamat bermimpi! :)