04 November 2010

Arsitek dan Tuhan

Tadi pagi, ketika saya menempuh perjalanan menuju kampus, dengan otak yang masih segar, saya berpikir tentang: TUHAN dan ARSITEK. Apa hubungannya?

Dulu sewaktu ambil Mata Kuliah Umum Agama Kristen, kami disuruh membuat tugas paper mengenai agama dan jurusan masing-masing. Sang dosen pun menyatakan bahwa arsitek adalah rekannya Tuhan. Jikalau Tuhan menciptakan bumi dan segala isinya, arsitek yang melengkapinya. Tuhan merancang dan merencanakan segala sesuatu sesuai urutan yang harus diciptakan terlebih dahulu. Supaya ketika manusia ciptaan terbaik-Nya, telah dilengkapi dengan penuh.

Sama seperti arsitek, tugasnya merancang dan merencanakan kebutuhan penggunan gedung yang sedang dirancang. Sehingga ketika si pengguna memasuki dan menggunakan gedung tersebut, maka semua kebutuhannya dipenuhi.

Lebih dari itu, Tuhan menciptakan detail kehidupan setiap insan manusia. Ia juga merancang tiap langkah kehidupan kita. Ia terlalu sempurna untuk berbuat salah. Ia terlalu baik untuk melupakan kita.

Di sini bedanya Tuhan dengan arsitek. Kami masih bisa salah. Penilaian kami sangatlah subjektif. Menurut sang arsitek baik belum tentu nyaman bagi si pengguna. Tetapi, kalau Tuhan arsitek hidup kita, Ia tahu yang terbaik untuk kita..

01 November 2010

Ramah Lingkungan

Yak, posting arsitekural lainnya sekarang ini.. hehe..
Lagi ikutan sayembara di UI nih ambo.. Buatnya bersama Natasha Pricilia. Membuat desain sebuah toko buku "ramah lingkungan" di stasiun.. Hal inspiratif yang dapat saya petik dari sayembara ini adalah kata ramah lingkungan tersebut. Kenapa?

Ketika kami mengasistensikan diri kepada Ketua Jurusan Arsitektur Universitas Tarumanagara, Ir. Franky Liauw.. Awalnya beliau bercanda, " Ramah lingkungan, berarti suka tersenyum?"
Tetapi di tengah asistensi tersebut, beliau menyatakan arti ramah lingkungan yang sebenarnya.

Lihatlah di sekeliling stasiun tersebut banyak anak kurang mampu yang berkeliaran menjajakan berbagai usaha mereka, dari mulai jualan koran, semir sepatu, atau hanya sekedar minta-minta, dan yang lainnya turut memanfaatkan cuaca hujan menjadi ojek payung. Tidakkah ramah lingkungan tersebut dapat diwujudkan terhadap manusianya juga? Daripada mereka berkeliaran begitu saja, mereka dapat beristirahat dengan menelan isi buku-buku bacaan di toko buku yang kami desain.

Kami ingin menanamkan budaya membaca buku bagi anak-anak tersebut. Kita menyewakan buku untuk mereka untuk membaca di tempat. Kita ingin ramah terhadap mereka yang, kami yakin haus akan buku-buku bacaan.

Di sini kami juga memberikan beberapa kata mutiara:

1. Aku BISA karena BACA
2. Baca BUKU, buka DUNIA.


simpel kata-katanya, tapi itulah kenyataannya.
Meskipun sayembara ini belum ada pengumumannya, baik menang ataupun kalah, saya sudah mendapatkan hadiah untuk mengerti arti ramah lingkungan tersebut.

Terima kasih kepada Ir. Franky Liauw sebagai pembimbing
Terima kasih kepada Natasha Pricilia sebagai rekan kerja.. :)
Terima kasih kepada Jeanne Sheren sebagai rekan antar jemput (haha)..