06 Desember 2016

Mempertahankan

Tulisan yang sempat gw sebut di entri sebelumnya, yaitu soal mempertahankan.

Ketika bertahan kita mengeluarkan tenaga lebih. Karena memiliki ekspektasi lebih dari sebelumnya, ambisi yang lebih besar dari sebelumnya. Menjadi jumawa karena telah mencapai titik yang kita anggap sudah puas, tetapi lupa untuk mempertahankannya pun butuh usaha lagi. Sehingga tidak jarang kita gagal mempertahankan apa yang telah kita miliki.

Gw ingat pernah membaca sebuah ilustrasi. Seorang pembicara membawa gelas yang berisi air setengah. Para penonton merasa sudah tau apa yang akan dibicarakan mengenai gelas ini. Pasti lagi-lagi mengenai cara pandang manusia antara "setengah terisi" atau "setengah kosong", yang menandakan cara pandang manusia yang optimis atau pesimis.

Tetapi ternyata pembicara itu membicarakan hal yang berbeda. Ia bertanya, "Menurut saudara, berapa lama seorang manusia dapat memegang gelas yang berisi air setengah ini? Lima menit? Lima puluh menit? Lima Jam?" Penonton pun berusaha berpikir. 

Isi dari gelas yang cuma setengah itu tidak akan menjadi beban bagi yang memegangnya selama lima menit. Tapi akan mulai terasa berat apabila digenggam selama lima puluh menit. Terlebih lagi selama lima jam memegang gelas yang cuma berisi setengah menjadi penderitaan.

Pembicara itu mengibaratkan gelas sebagai stress yang seharusnya tidak lama-lama kita pendam. Tapi buat gw yang memorable itu adalah bagian bertahan. Berapa lama kita mampu bertahan pada posisi yang sama seperti memegang gelas yang adalah masalah itu?

Itulah makanya menurut gw posisi bertahan lebih sulit, daripada mencapai sesuatu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar