02 Juni 2013

Efek Hari Terakhir

Gw gak ngerti gimana cara kerja-Nya Tuhan. Ketika gw berasa jadi anak bandel, eh taunya Dia selalu aja ngasih berkat. Berkat yang gw alamin kali ini adalah mendapat kantor baruuuuu! :')

Kantor baru ini berlokasi dekat dengan rumah. Sangat sangat amat menghemat waktu hingga 4/5 nya. Yang biasanya gw pulang dari kantor 2.5 jam, ini maksimal juga setengah jam. Secara otomatis, tentunya menghemat waktu, tenaga, dan ongkos juga.

Tapi yang sedih adalah meninggalkan kantor lama. Hiks. Semuanya terasa menghangatkan dan akrab secara tiba-tiba. Berasa banget efek yang Robin jelaskan kepada Marshall soal efek mau melakukan pengunduran diri itu. Huhu.

Sedih meninggalkan teman tetangga meja sebelah saya, si Indriani, yang rajin telat, tukang makan, jadi bandar snack sore, perutnya yang ada 2 kantong makan, tapi tetap kurus seperti tulang berjalan.

Sedih meninggalkan Dewi teman peperangan, yang selalu mengomentari pekerjaan orang-orang, dan tidak bisa dibedakan kapan dia berbohong kapan dia serius, tapi selalu berani berbicara ketika ia tahu kebenarannya.

Sedih meninggalkan Mbak Indri, yang hobinya bepergian mengelilingi pelosok Indonesia dan selalu membagikan cerita tentang betapa indahnya objek wisata yang ia kunjungi.

Sedih meninggalkan Pak Wal, yang nyambung keanehannya dengan gw, bapak yang gahul dan selalu menganggap dirinya masih muda meski anaknya sudah remaja.

Sedih meninggalkan Pak Anton, yang selalu ada di pagi hari dan menyapa dengan kepala botaknya sembari mengambil air dari dispenser.

Sedih meninggalkan Pak Roso yang bertempat tinggal di Jakarta coret (Bekasi) dan selalu menelepon Bu Roso setiap pagi. Doi ini orang pertama yang gw jumpai ketika masuk kantor.

Sedih meninggalkan Dian, Gita, Poetro, Bagus, Pikat, Indra, Mbak Nisa, Mbak V3, Pak Janny, Henny, Dmitry. Tak lupa OB kantor si Ipul dan Hendri yang suka ngepel di pagi hari, si Robert dan Marwan sopir para bos.

Tentunya sedih juga meninggalkan bos saya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar