16 November 2014

Gagal

Beberapa minggu yang lalu, gw sempet nonton film judulnya "Meet The Robinsons". Sebenarnya film yang salah dicopy untuk ditonton di notepad gw. Gw kira tadinya ini adalah film drama komedi tentang keluarga gitu. Taunya sebuah film kartun. Jengjeng kan.

Gw gak begitu suka film kartun. Kalo kata mama, itu film boongan, karena hanya dibuat-buat. Makanya bete pas tau gw salah film. Tapi karena belakangan ini butuh instrumen untuk membunuh malam, tepatnya sih membunuh pikiran yang datang sesaat sebelum tidur, maka gw putuskan untuk menonton film kartun tersebut.

Awalnya sih ya biasa aja lah. Film seorang anak lelaki yatim piatu, tapi super jenius. Sampe suatu saat dia dibawa ke dunia masa depan, dan ketemu dengan sebuah keluarga yang super aneh. Tibalah waktu dia makan bersama keluarga tersebut, dan keluar sebuah alat pengatur keluarnya selai kacang dan berry. Alat selai itu rusak, dan karena si anak ini super jenius, dia diminta untuk mencoba membenarkannya.

Si anak ini udah berusaha semampunya untuk memperbaik alat selai, tapi ketika dicoba, ternyata malah rusaknya lebih parah. Kerusakannya menimbulkan kekacauan, selainya muncrat ke seluruh keluarga yang sedang makan malam.

Tetapi anehnya, kegagalan anak tersebut malah disambut dengan riang gembira oleh seluruh anggota keluarga. Mereka malahan menari-nari mearayakan kegagalan tersebut. Ternyata prinsip mereka, dari sebuah kegagalan anda akan belajar sesuatu. Belajar cara untuk lebih baik lagi dan lagi.

Kegagalan yang ada bukan untuk disesali dan diratapi. Mungkin butuh waktu untuk membuat jalan pikiran kita mengubah sebuah kegagalan menjadi pembelajarn. 
Yang penting kita bisa bangkit (n+1) dari jumlah kegagalan yang kita alami.