27 Agustus 2014

Membaca versus Melihat

Beberapa orang mengatakan bahwa setiap momen berharga seharusnya diabadikan melalui sebuah foto.
Tetapi kalo buat gw, sebuah foto itu mungkin bisa menangkap hanya sepotong kejadian. Meskipun 3 dimensi tertangkap melalui selembar foto, tetapi tetap ada satu dimensi yang hilang. Yaitu dimensi waktu. Kita gak akan pernah bisa merasakan kejadian tersebut apabila kita tidak ada di sana pada saat tersebut. Hanya indra penglihatan kita yang mampu mengintepretasika momen yang tertangkap dalam foto tersebut.

Berbeda halnya apabila ada ekposisi yang membantu kita mengintepretasikan sebuah kejadian. Ya memang sama indera penglihatan kita juga yang bekerja. Tetapi bedanya apabila kita membaca sebuah eksposisi maupun narasi, makan indra imajinasi kita juga turut bekerja. Indra-indra tersebut membangun kembali keadaan sekitar seperti yang dideskripsikan dalam sebuah tulisan. Dimensi waktu mungkin tidak dapat terulang kembali juga, tetapi setidaknya dapat dikonstruksi melalui penjelasan dalam tulisan tersebut.

Sama seperti halnya kita membaca sebuah buku (read) dengan menonton sebuah film (see).

01 Agustus 2014

Sahabat yang Menangis dan Mendoakan

Post kali ini gw dedikasikan buat sahabat-sahabat gw yang sudah teruji melalui waktu dan konflik yang ada.
Gw sangat terharu punya sahabat-sahabat yang luar biasa.
Mereka bisa:

SETIA mendengarkan semua cerita sampah gw
ADA kapanpun gw membutuhkan mereka
DEWASA waktu gw gak bisa melihat dengan baik

SINIS ketika gw melakukan hal bodoh
OPTIMIS saat gw mengeluarkan pikiran negatif
SKEPTIS buat hal yang di luar kebiasaan

KEPO untuk semua detail tentang cerita gw
RASIO karena mereka bukan sebagai subjek pelaku

dan yang bikin gw terharu luar biasa adalah.
mereka bisa MENANGIS buat gw
di saat yang sama,
mereka bisa MENDOAKAN yang terbaik buat gw.