10 Agustus 2010

Koko Konyil

Siapa sangka koko saya yang satu ini akan bertingkah konyil? haha..
Begini ceritanya. Sabtu lalu, 7 Agustus 2010. Sepupu saya dari pihak ayah ada yang mengadakan resepsi dan pemberkatan pernikahan. Kami sekeluarga minus koko saya yang besar, pergi ke bandung.

Kali ini gw ga mau cerita panjang-panjang. Intinya pernikahan sepupuku itu boleh dibilang lain daripada yang lain. Ia memilih pesta kebun. Ia memilih kue pengantin diganti dengan strawberry tree. Ia memilih tanpa pelaminan. Ia memilih waktu yang bukan pagi dan bukan juga malam. Dan ia memilih segala hal yang berbeda dari pernikahan biasanya. Satu lagi yang luar biasa. Ada phot booth di dalam area pernikahannya tersebut.

Gw ajakin ngko gw foto, tadinya dia kaya ga mau gitu. Tapi memang dia koko terbaik yang pernah ada. Dia mau temenin gw selalu di manapun dan kapanpun.
Dia padahal bilang," Udah ah bopi gw ga mau ah!"

Tapi ahirnya dia masuk juga bersama saya. Dan inilah foto kami.. :)



me and my lovely brother "konyil"
my another brother said: "kaya playboy lo!"

09 Agustus 2010

Tas Jorok

Rabu kemarin, 4 Agustus 2010 ketika gw pengen pergi dan tentunya dengan singkat menyambar tas kesayangan, menyadari adanya bau tak sedap. Dari badan, ga mungkin. Orang gw udah mandi. Dari baju ga mungkin, baju baru dicuci dan disetrika rapi. Dari sendal ga mungkin, tiap kali sebelom masuk kardus dibersihin dulu. Lalu, darimana kalau begitu?

Gw endus tas kesayangan gw itu. Si selempang hitam dengan tulisan 'holy eve'. hmmmm.. ini dia sumbernya. Langsung ilfeel dan ga jadi membawa tas andalan gw itu buat pergi. Jadi pergi dengan modal kantong celana doank. Haha..

Jumat, 6 Agustus 2010. Gw bertekad lonjong buat mencuci tas itu. Mencari tempat mencuci yang enak. Di garasi yang ada keran di deket situ, tapi ga punya bangku kecil. Di atas, ribet kayanya. Ahirnya tapi gw memutuskan untuk mencuci si hitam holy eve in di atas.

Gw cuci nih pake rinso di papan penggilasan. Semua masih tampak indah. Lalu gw kucurkan ke ember. Buat bilas tasnya ceritanya. Loh kog coklat ya? Ah, aernya jorok nih kayanya. Gw berhentikan dulu sebentar. Gw coba pake tangan menadahi airnya. Gapapa, bersih, bening kog. Gw lanjutin mengocorkannya ke ember bilas.

Sampailah tas itu terendam seutuhnya. Dan tahukah anda bahwa tas itu masih bisa membuat air menjadi sangat coklat. Hal tersebut mengindikasikan betapa dekilnya tas andalan saya tersebut. Haha..

Gw bilas lagi sekali lagi setelah melihat betapa kotornya air bilasan pertama kali. Untungnya air bilasan kedua sudah bening. Lanjutnya gw peres, gw jemur. Lalu gw turun lagi.

Mengingat-ingat.. ternyata, tas itu udah tujuh tahun lamanya ngga pernah gw cuci sejak pertama kali gw beli. Karena begitu cintanya gw akan tas itu. Dia begitu sigap menemani gw setiap saat sampe ga rela gw berpisah dengannya untuk beberapa hari saja.. Haha.. Tapi sungguh dah, itu tas kesayangan gw. Jangan sampai kau hilang ya, tas hitamku!

06 Agustus 2010

Nikmatnya baca koran di teras

Siang menjelang sore gw isi dengan membaca koran di teras. Adem gitu cuacanya. Enak bener loh! Baca koran ditemani dengan semilir angin.. Ahai! Tapi sayangnya udah ga ada kicauan burung lagi. Pantesan kalo bapak-bapak gitu lebih suka baca koran di teras sewaktu masih pagi.. Ya, walaupun mereka plus musik dari burung, gw juga plus musik dengan kendaraan yang melintas di gang rumah gw. Kadang diselingin juga tukang jualan yang keliling yang menggunakan mikrofon yang melantunkan lagu khas mereka. "bla bla bla bakery" Haha..

Tiba-tiba saudara-saudara.....

GEDEBUK!! seperti biasa, reaksi saya tetap diam dan sempat memalingkan mata dari koran untuk mengecek keadaan selama beberapa detik. Karena saya anggap tidak mengancam keberadaan saya, maka saya lanjutkan dahulu baca bagian yang tadi sempat terpotong agar tidak mengaburkan makna kalimat yang saya baca tersebut. Setelah selesai baca kalimat terpotong itu, saya memerhatikan sekeliling lebih lagi untuk mencari tahu sumber bunyi "gedebuk" tersebut.

Ternyata, mangga di halaman kecil rumah saya jatuh. Haha.. Mangganya setengah kuning dan setengah hijau. Ia mengeluarkan getah dari pangkal di mana seharusnya ia tersambung dengan batang. Saya menciumnya, hmmmmmm... Harum khas mangga campuran dari pohon tercinta.

Ya, ternyata membaca koran di siang menjelang sore itu sangatlah nikmat loh. Cukup menikmati alam juga sih.. :)

05 Agustus 2010

Komikus

Bukan, bukan. Ini bukanlah impian saya menjadi seorang penggambar komik. Walaupun sempat terpikir, bahkan mungkin pernah saya coba membuat sebuah komik. Tapi cuma jadi sehalaman. Karena waktu itu bingung mikirin alur orang bacanya. (baru sadar, dari kecil udah banyak mikir ya)

Ini mengenai harga komik. Ya, bukan hanya harga cabai dan bawang saja yang melonjak saudara-saudara! Ini lebih parah, kenaikan harga in stabil setiap tahunnya, yang dalam bahasa mudahnya adalah, tiap taon naek harganye.. haha..

Komik terakhir yang dibeli adalah Conan ke 57, dengan harga Rp 16.500,00
Sangat-sangat terkejut! Bersama kakak saya, jadi teringat memori ketika dahulu kami bertiga ke toko buku setiap minggu dan pilih-pilih komik Doraemon yang harganya Rp 2.000,00
Dan sekaraaaaang,, jeng jeng jeng jeng.. Udah 16.500 aje harganya..

Gw pernah ngerasain komik harganya 4.000, naek lagi jadi 6.000.. Pas jadi enem rebu aje udah berasa tuh. Dulu bisa beli tiga, sekarang cuma bisa beli satu. Terus naek lagi 9.000

Pas gw Sekolah Menengah Pertama (SMP), naek lagi tuh jadi 11.000 atau 12.000 an kalo ga salah. Dan sekarang udeh naek lagi aje tuh komik..

Untungnya, komik yang gw sukain makin berkurang dari tahun ke tahunnya. Waktu Sekolah Dasar (SD), gw suka ada empat sampai lima serial komik. Sekarang sudah terkikis satu per satu. Selain karena memang komiknya udah tamat dan tidak diproduksi lagi, faktor isi cerita dengan usia saya juga turut memengaruhi juga sepertinya. Gampangnye nih ye, udah ga bisa ditepu lagi! Haha..

Well, ini cuma sedikit shocking news aja sih dari saya.. haha..

02 Agustus 2010

Tetap pada garis

Jumat pagi, saya diantar sang supir untuk pergi ke gereja. Perjalanan kali ini harusnya menjadi singkat karena masih pagi hari, tetapi cukup banyak lampu lalu lintas menyambut kami dengan warna merah.

Di persimpangan antara bungur, gunung sahari, dan angkasa. Di situlah langkah kami terhenti cukup lama. Padahal, kami tiba sesaat sebelum lampu berwarna kuning bergantian hidupnya dengan lampu warna merah.

Sang supir bertahan tepat pada garis sebelum zebra cross. Perhentian kami memperbolehkan di simpang kiri berjalan menuju jalan di sebelah kami. Ketika kendaraan sudah tidak ada, sedangkan lampu hijau bagi sisi kiri masih menyala, berjalanlah kendaraan di sebrang menuju jalan di kiri kami. Mereka mencuri waktu, padahal si hijau belum berpihak pada mereka.

Kini sisi kiri telah berhenti. Dilanjutkan sisi kanan melaju lurus searah mereka. Lagi-lagi ketika kendaraan dari kanan kosong, dari sebrang mencoba berlarian kendaraan roda dua dan roda empat menuju ke arah yang sama.

Masih pada saat yang sama yaitu ketika hijau masih berteman dengan sisi kanan, kendaraan di kanan kosong. Sedangkan di tiga sisi lainnya penuh kendaraan dan masih terhenti. Supir saya mulai terlihat gelisah. Beberapa kendaraan roda dua di sisi kami juga turut memecahkan suasana dengan melaju cepat ke depan. Memang setelah ini adalah giliran kami untuk melihat si hijau.

Mulai terdengar bunyi klakson dari belakang. Supir saya tetap tidak bergeming. Kendaraan di belakang pun tidak sabar dan segera mengambil lajur sebelah kami, dan dengan segera meluncur ke depan.

Tibalah lampu berwarna merah bergantian menyala dengan lampu berwarna kuning menandakan kami harus bersiap. Dan kini kami telah benar-benar siap untuk menyambut si hijau.

Selama pergantian giliran berjalan tersebut membuat saya mengamati dan berpikir,
"Menjadi orang yang tetap berada pada garisnya tidaklah mudah."